SEMANIS VANILLA

SEMANIS VANILLA

Minggu, 22 Agustus 2010

Jalan kisah VINTA


Cerita ini untuk sahabat-sahabatku VINTA
Jabat tanganku
Mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori dimasa itu
Peluk tubuhku usapakan juga air mataku
Kita terharu seakan tidak bertemu lagi
Bersenang-senanglah, karna hari ini yang akan kita rindukan
Dihari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah, karna waktu ini yang kita banggakan dihari tua
Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Mungkin diriku masih ingin bersama kalian
Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian ( sebuah kisah klasik SO7)
Aku segera mematikan radio dan bersiap-siap berangkat sekolah. Dari rumah hingga sekolah pikiranku tak lepas dari hafalan geografi karna hari ini ada ujian. Sesampai di gerbang sekolah, Icha, Nurul, Tami dan Ailsa menyambutku dengan ceria, mungkin mereka ditakdirkan bertemu denganku secara namaku VINTA seperti gabungan huruf pertama aku dan mereka. Saat ujian tiba aku duduk di bangku nomor dua sedangkan Tami dibelakangku. Di tengah perjalanan tanpa diberi perintah tangan jahilku dengan lincah membuka kertas dua lembar berukuran 8 x 10 cm yang tak lain adalah contekan. Belum sampai aku menemukan jawaban dari kertas itu  tiba-tiba tangan halus nan suci menarik kertas itu. Seluruh siswa di kelas melirikku, Bu Windar selaku guru sosiologi berbicara keras”Jika cuma nyontek, pedagang kaki lima juga bisa tanpa sekolah!” satu kalimat itu membuat wajahku merah dan seluruh teman-temanku menertawaiku. Usai ujian berakhir aku menyesal dan menghabiskan delapan kotak tisu tapi teman-temanku ada disini untuk menghiburku meski ini secara murni adalah kesalahanku sendiri.
Malam harinya aku ingin menceritakan kejadian itu pada ibuku namun aku bingung bagaimana kata untuk mengawali cerita ini. Badan meteorology dan Geofisika angkat tangan mengibarkan bendera putih. Pencatat gempa vulkanik di lereng gunung merapi malah buru-buru ambil cuti,takut ditanyai pendapatku tentang ini. Akhirnya aku biarkan malam itu berlalu.
“Vin.. tunggu aku!” teriak Nurul
Pagi itu kelasku sedang pelajaran olahraga, aku sangat suka dengan olahraga lari dan kebetulan olahraga pagi itu adalah lari, aku tau Nurul membenci olahraga yang satu ini.
“Ok.. anak-anak sekarang olahraga kalian lari, dari sini kemudian ke timur” perintah Pak Aan guru olahraga
Aku dan teman-temanku yang lain sengaja tidak mendengarkan apa yang dijelaskan Pak Aan, sampai dtengah perjalanan kami melihat buah mangga yang sedang matang-matangnya. Mata kami melirik kearah buah yang masih bergelantungan dipohonnya. Tanpa ragu Ailsa memanjat pohon itu. Sedangkan Icha dan Tami dibawahnya menunjuk-nunjuk buah yang ingin disantapnya. Belum sampai ailsa menyentuh buah mangga yang diincarnya, sebuah teriakan mengagetkan kami. Ternyata dari pemilik pohon itu. Seketika kami mengambil langkah seribu dan mengalahkan teman-teman yang lain yang sedang berlari.
“Vinta? Ternyata larimu cepat ya? Tingkatkan terus!” puji Pak Aan setelah sampai digerbang sekolah
Aku hanya diam menahan tawa yang menggelikan bersama teman-temanku yang lain.
“Icha.. ayo ke masjid sambil cuci mata” ajakku
“iya.. ayo! Aku yakin Dede dan Risma sudah disana!” kata Icha
Segera saja aku menuju masjid dan menempati ruangan yang terbuka untuk melihat dede dan risma seseorang yang mempunyai senyuman indah dan Icha sahabatku sudah lama nge-Fans sama orang yang satu ini.
“Vinta, Icha ayo ke atas!” ajak Nurul sesaat melihatku didalam masjid untuk berjamaah sholat
Akhirnya aku mengikuti ajakan Nurul, kami berjalan ke ruang atas, yaitu kelas VII A. sesampai diatas, Nurul merentangkan tangannya dan menutup matanya. Kami diam-diam pergi tanpa beri tau Nurul. Kamipun sembunyi dibawah tangga. Suara latah Tami terdengar setelah Nurul menjerit tahu-tahu ditinggal sendiri. Kemudian kami berjalan sampai depan kelas IX C, Aku sengaja memahat nama kami VINTA dalam sebuah pohon. Aku berharap persahabatan ini akan langgeng sampai maut memisahkan kami.
Pagi itu kicau burung-burung sudah menyambut pagiku dengan harapan yang cerah, sesampai digerbang sekolah aku dapati Tami mendekap tubuh Nurul yang sedang menggigil sambil mengeluarkan busa. Yang jelas aku bingung harus bagaimana. Aku hanya membantu mendekap tubuh Nurul agar dia tidak terjatuh sampai ke tanah. Beberapa hari setelah kejadian itu, Nurul jarang berangkat sekolah lagi sampai dua bulan kemudian aku menjenguk dirumahnya, aku tidak tahu dia sakit apa, bersama Tami dan Icha aku menangis melihat tubuh Nurul yang semakin kurus dan selang-selang infus menancap ditubuhnya. Saat itu aku bertekad untuk menjadi dokter, agar bisa menyelelamatkan Nurul.
Kini tiga kembang api telah berlalu, aku dapati diriku masih duduk dengan bullpen dan buku yang masih melekat ditanganku, mendengarkan dan menulis apa yang dijelaskan tidak tahu menahu untuk apa aku seperti ini. Menjadi dokter? Tidak mungkin lagi sebab aku memilih jurusan IPS. Sedangkan VINTA sendiri sudah pecah, Icha meneruskan SMK dan sebentar lagi mau ke Luar Negri, sedangkan Tami dia mulai sibuk dengan urusan pribadinya. Ailsa dan Nurul juga melanjutkan ke jenjang SMK, meski begitu aku sudah tidak pernah menghubunginya lagi karna mereka ganti-ganti kontak.
Senja disebelah barat menuntunku ke masa itu. Aku melangkahkan kakiku berkunjung ke rumah Icha, aku terkejut mendapat kabar jika Ailsa kena “insiden” yang memaksa dia untuk berhenti sekolah. Aku berlari mencari Nurul untuk menanyakan tentang ini, tapi aku mendapati dirinya sedang menangis dia bercerita bahwa semalam Tami tertangkap Satpol PP gara-gara dia bermain sampai larut malam.  Belum jadi aku berbicara, Nurul berkata “Vin..minggu depan aku sudah tunangan,mungkin aku tidak bisa kumpul-kumpul seperti dulu lagi!”
Aku masih diam stabil seperti pemain sirkus yang piawai berdiri setinggi empat meter lima puluh tiga senti, Sambil rambutku sesekali tertiup angin. Aku baru sadar tentang waktu, kisah, yang kita sendiri tak pernah tahu kapan dan bagaimana itu  terjadi. Tapi itu semua tergantung bagaimana kita menjalani nantinya.
“meski begitu kalian tetap dihatiku selamanya”

Senin, 02 Agustus 2010

kETIKA TAKDIR MENJEMPUT

C
uaca yang panas siang itu membuat perpustakaan semakin sepi. Cahaya matahari seakan mencoba memasuki ruangan lewat celah-celah genting yang mulai tak terurus.Selain ruangan itu tak terurus,buku-buku yang ada di ruangan tersebut tak sesuai pada tempatnya.Itu sebabnya anak-anak di sekolah Menengah ini enggan memasuki ruangan yang berukuran 8 x 10 m.Dalam ruangan itu,Aqila siswi kelas XI IPS 2 nampak sibuk mencari buku yang dicarinya.Namun tiba-tiba Anindya saudara kembar Aqila datang ke perpustakaan.
  “kak…Ayo temenin aku ke kantin?”ajak Anindya
            “Nin…Hari ini kan puasa,emangnya kamu tidak puasa ya?”Tanya Aqila
            “Gak!!!”jawab Anindya
            “Kenapa?Bukannya kamu tadi ikut sahur ya?”
  “Aku sahur cuma takut dimarahi Bunda,Awas kalau kakak bilang-bilang ke Bunda!”ancam Anindya
“kamu tu memang gak berubah ya?”
“Ah..bawel!ayo cepetan!Laper nih!”keluh Anindya
Anindya menerik tangan kakaknya,Mereka mempunyai kepribadian yang berbeda.Aqila cewek yang ramah,sopan dan juga sabar.sedangkan Anindya,sang adik karna dia dari kecil terbiasa dimanja,dia jadi pemalas dan rakus tapi meski begitu dia sangat sayang pada kakaknya.Dilihat dari visual mereka tampak berbeda,Karna Aqila selalu memakai jilbab dan memakai kaca mata sedangkan Anindya tak berjilbab dan tidak memakai kaca mata..
“Qila..aku traktir ya?sekali saja kamu tidak puasa kenapa sih?Pahala kamu kan udah banyak!”goda Anindya
“astagfirullah nindya,tak boleh ngomong begitu,yang tahu berapa banyak dosa dan pahala kita hanya Allah,kita sebagai umatnya hanya berusaha jadi lebih baik!”kata Aqila
“Wah..kakak malah ceramah disini!Ya udah kakak kalau aku malah ganggu puasa kakak,kakak boleh kok pergi!”kata Anindya
Aqila bangkit dari kursi di kantin tesebut.kakinya dengan perlahan melangkah menuruni tangga namun tiba-tiba ada seorang anak yang mendorong tubuh Aqila.Hingga Aqila terjatuh.kakinya berdarah Semua anak yang ada tangga kantin tersebut menertawai aqila..Saat itulah muncul sosok yang bersedia mengulurkan tangannya untuk Aqila.Nama orang itu Adrian,seorang cowok yang terkenal alim di sekolahan tersebut.
“ayo aku Bantu berdiri?”tawar Adrian
“Makasih ya?”jawab Aqila sambil meraih tangan Adrian
“Kamu siswi baru ya disini?kok belum pernah lihat”Tanya Adrian
“enggak kok!aku jarang keluar kelas paling kalau keluar kelas Cuma diperpus!”kata Aqila
“hehe…aku lupa nama kamu siapa?”
“aku Aqila!”
“Aku Adrian,selamat kenal ya,anak-anak yang tadi ngerjain kamu itu memng sudah biasa seperti itu, mereka tak memikirkan orang lain yang mereka inginkan hanyallah kebahagiaan”jelas Adrian
“iya..aku pasti besok akan lebih hati-hati”
“Maaf Qila,aku harus pergi mau ada rapat lomba!see you..”kata Adrian kemudian bergegas pergi
Aqila kembali melangkahkan kakinya,Dia menuju kelasnya.Belum sampai depan pintu kelasnya,Aqila sudah di hadang Anindya dengan muka cemburut.
“Aqila..aku sudah cari kamu kemana-kemana,eh malah nongol disini!”bentak Anindya
“Slow…non! Emang ada apa?”Tanya Aqila
“tadi aku dapat pesan dari Bunda,katanya kita harus pulang sekarang,aku tidak tahu ada apa!”kata Anindya
“ya sudah..ayo kita ijin”ajak Aqila
“Sudah aku ijinkan kok!kita tinggal pulang!”jawab Anindya
Sesaat kemudian Aqila dan Anindya bergegas pulang,Sesampai di rumah mereka tak menemukan tanda-tanda orang lagi kena musibah.Langsung saja anindya masuk rumah.
“Bunda ada apa?”Tanya anindya sesaat setelah tahu Bunda duduk sendiri di ruang tamu.
“Bunda mau pergi mendadak!Bunda dapat job diSumatra menyusul ayahmu!”jawab Bunda
“terus kita mau tinggal dengan siapa?”Tanya Anindya
“Aqila…jaga adikmu yah?Bunda sudah kirimkan pembantu untuk urus kalian!”
“Berapa lama Bunda di sana?”
“Tergantung selesainya kapan,mungkin satu tahun!”jawab Bunda
Kemudian Aqila dan Anindya memeluk Bundanya erat-erat.Diruangan itu terdengarb isak tangis.Taxi sudah menunggu di depan rumah.Aqila dan Anindya menghantarkan Bundanya sampai depan rumah.Kemudian taxi itu dengan perlahan mulai berjalan meninggalkan mereka berdua.anindya masih melihat Taxi itu hingga menghilang dipandangan mata.

**--**
Pagi itu udara sangat dingin,seakan merasuk ke tulang,Padahal cahaya matahari sudah mulai memasuki kamar Anindya,Namun Anindya masih tertidur di ruangan yang serba pink itu, Aqila sang kakak membangunkan adiknya yang masih tertidur dikasur busanya.
“Dek…bangun sudah pagi,”
“Kak…”kata Anindya tak meneruskan kata-katanya,
Aqila kemudian meraba dahi adiknya,Aqila terkejut suhu badan adiknya panas.Kemudian Aqila telpon dokter pribadinya.Selang bebrapa saat kemudian dokter datang,Dokter itu segera memeriksa badan Anindya.Menurut dokter,Anindya hanya demam biasa.Esok hari itu,Anindya memutuskan untuk tidak berangkat sekolah.
Tak biasanya hari itu Aqila berangkat sekolah sendiri,dia hanya berjalan kaki karna jarak antara sekolah dan rumahnya tidak begitu jauh.Tiba-tiba Adrian menemui Aqila.
“Qila…masih ingat sama aku?”Tanya Adrian tiba-tiba
“Iya…kan baru kemarin kita kenalan “kata AQila
“Kok tumben berangkat siang begini?”
“adikku sakit,jadi aku mengurusi dia dulu”jelas Aqila
“ow..kamu punya adik ya?boleh dong kapan-kapan aku main ke rumah kamu?”
“boleh kok!”
Tanpa mereka sadar ada sekelompok gank yang diketuai oleh Bella,gank mereka terdiri dari 3 orang .Diam-diam Bella sudah lama suka dengan Adrian namun Adrian menanggapinya hanya acuh saja.Itu sebabnya Bella bersama ganknya tidak suka Adrian dekat dengan Cewek lain.
“Aqila..tunggu!”seru Bella sesaat setelah Adrian pergi
“ya..ada yang bisa saya Bantu?”Tanya aqila ramah
“kenapa sih kamu bisa deket ma Adrian?”Tanya Bella
“Lihat deh Tampang aqila ini gak ada sama sekali menariknya,mungkin karna dia pakai jilbab kan Adrian seorang yang taat agama”kata Nina teman Bella
“Bella kamu coba deh belajar dari Aqila,misalnya dia ramah,gak jahat,suka menolong,penyayang kan semua gak di nilai dari fisik,mau dia pakai jilbab tapi kalau hatinya busuk sama aja kan”kata Farida teman Bella yang satunya
“Ah…Farida kamu tu ada di pihak mana sih?”Tanya Nina
“Ah sudah..sudah!gak penting!Aqila aku gak suka kalau kamu dekat dekat dengan Adrian,Ayo teman-teman kita Cabut!”Ajak Bella kemudian mereka pergi
Aqila masih terbengong dengan apa yang baru saja dia alami,Namun Aqila tak ambil hati.Dia kemudian memasuki ruangan yang dirasanya sepi untuk menyejukkan kepalanya.Aqila memilih di ruang perpustakaan,Tak sengaja Adrian berada di ruangan tersebut sambil membaca buku,namun diam-diam matanya melirik ke arah Aqila yang duduk di dekat Jendela perpustakaan.Kemudian Adrian Menghampiri Aqila.
“aku boleh Tanya sesuatu gak ma kamu?”Tanya Adrian tiba-tiba
“Boleh…Mau Tanya apa?”jawab Aqila
“Kenapa sih kamu di sekolah selalu sendiri?kamu gak punya teman ya?maaf kalau pertanyaanku buat kamu tersinggung”
“sebenarnya dulu aku punya teman banyak,mereka teman terbaikku tapi tahun kemarin aku pindah ke Jogja jadi selama kelas XI ini aku belum mendapatkan teman”jelas Aqila
“owh..gitu!eh doain aku ya?aku mau ikut lomba MTQ tingkat provinsi”kata Adrian
“iya…pasti aku doain kok!”
            “aku pasti akan berusaha jadi yang terbaik!”kata Adrian
            “Aku percaya ma kamu..eh Bella tu siapa kamu sih?”Tanya Aqila
            “owh…dia tu dulu pernah nembak aku,tapi aku gak suka ma dia”kata Adrian
            “kenapa?”
            “Dia anaknya jahat…ah sudah nanti pulang sekolah aku antar ya pulangnya?”tawar Adrian
            “iya..makasih banyak ya?”
            Bunyi bel tanda pelajaran di mulai sudah berbunyi,Aqila dan Adrian kembali ke kelas masing-masing.Jam pertama di sekolahan tersebut diadakannya pembacaan al-Qur’an.Aqila mulai membaca Al-Qur’annya kemudian diikuti teman-teman yang lain,maklum karna yang paling bisa membaca Al-Qur’an di sekolah itu hanya Aqila,dari satu kelas di sekolahannya hanya dia seorang yang memakai jilbab.
            Suatu hari di siang yang panas,Aqila sedang berada di belakang sekolah karna ada sepucuk surat yang mengancam dirinya jika dia tidak datang.
“Rupanya kamu sudah datang ya?’sindir Bella
“ada apa kamu nyuruh aku ke sini?”Tanya Aqila
“langsung saja deh,aku Cuma ingin kamu seperti anak-anak yang lain,tidak usah memakai jilbab.Kamu tahu kan aku paling alergi lihat orang pakai kerudung segala”kata Bella
“astagfirullah Bella!aku tahu kamu bicara begitu karna kamu cemburu lihat aku ma Adrian kan?aku tidak ada apa-apa kok sama Adrian”jelas Aqila
“Kamu benar banget,okey..biar kamu setuju,aku ingin selama tiga hari kamu ikuti gayaku,kamu tidak usah memakai jilbab,hari pertama kamu harus goda-godain cowok,hari kedua kamu harus berbohong terserah dan hari terakhir kamu harus tidur dengan cowok,aku sudah menentukan cowoknya!”kata Bella
“terus apa untungnya buat aku?”Tanya Aqila
“kamu akan lihat seluruh cewek di sini akan memakai jilbab,karna semua cewek yang ada di sini takut denganku,kamu tahu kenapa?”Tanya Bella
“tidak!kenapa emang?”Tanya Aqila
“karna mereka yang memakai jilbab aku tidak segan-segan buat ngerjain mereka habis-habisan,tapi sayang kamu tidak seperti mereka,perlu tenaga sedikit untuk buatmu jera”kata Bella
“Baik aku setuju,tapi kamu selama tiga hari memakai jilbab dan tidak boleh menggoda cowok,Berbohong!”Kata Aqila
“Deal…”sepakat Bella sambil mengulurkan tangannya
Aqila menyambut tangan Bella yang penuh dengan kebencian.Hari itu merupakan hari paling melelahkan dalam hari Aqila sebab sebelumnya dirinya tak pernah melepaskan kerudungnya apalagi godain cowok,jelas tak ada dalam kamusnya namun demi melihat teman-temannya bebas dari tekanan itu,Aqila akan melakukannya.
**--**
Siang itu,Anindya sang adik membangunkan lamunan Aqila.yang tengah melamun diteras depan.Tentunya Anindya merasa ada yang aneh dengan kakaknya.
“kak..tadi Adrian telepon,katanya dia mau ke Jakarta untuk latihan MTQ karna pamannya seorang yang terkenal”kata Anindya
“oh..ya?”
“ya!kak..ada apa sih?kok murung gitu!”Tanya Anindya
“Tidak ada apa-apa kok dik!”jawab Aqila
“Cerita aja kak!”pinta Anindya
“ah..sudah ayo kita masak buat buka nanti!”kata Aqila mengajak adiknya
Keesokan harinya,Aqila tak biasa memakai baju yang pendek belum lagi rok yang dia kenakan  satu kilan diatas lutut.hari itu.aqila sudah di sambut dengan Bella dan dua temannya yang sudah memakai jilbab.
“selamat datang tuan putri!Udah siap mau jalani tantangan yang pertama?”kata Bella
“Insya Allah Siap!”kata aqila
“Lihat dia Bell..sudah gak pakai kerudung aja,dia masih nyebut-nyebut nama Allah!”kata farida
“oke..lihat kan sekelompok cowok yang ada disana?”Tanya Bella sambil menunjukkan tempat itu
“iya,aku lihat!”kata Aqila
“sekarang kamu kesana,dan buat mereka mendekatimu”kata Bella menerangkan
Dengan perlahan Aqila mulai melangkahkan kakinya menuju keperkumpulan kaum Adam tersebut,seumur hidup belum pernah Aqila Melakukan hal tersebut.Dari jauh terlihat Aqila tampak bercanda tawa dengan cowok-cowok itu.Hal itu membuat Bella tampak kesal.Kemudian Bella dan dua temannya bergegas pergi.
Hari kedua Aqila harus berbohong entah dalam hal apapun  jika ada Bella.Siang itu pulang sekolah,Bella dan seperti biasanya dengan dua temannya sengaja memecahkan kaca jendela dikelas.Hal itu membuat Penjaga sekolah berlari untuk melihatnya. Bella mengaku bahwa yang memecahkan kaca tersebut Aqila.awalnya Aqila mengelak namun dua temannya ikut memperkuat pendapat Bella.Akhirnya mereka berempat menjelaskan di ruang BK.
“Aqila…jelaskan kenapa kamu lakuin hal ini!”Tanya Pak Joko guru BK sekolah tersebut
“aku tidak sengaja pak!”kata Aqila
“Aqila..bapak tahu kalau kamu jauh dari orang tuamu sekarang,Jadi bapak maklum kalau sikapmu hari ini berubah jadi seperti ini!”kata pak Joko
“Aku gak berubah pak..tapi…”kata Aqila tak melanjutkan kata-katanya
“ah..sudah sekarang kamu bapak maafkan,tapi jangan diulangi lagi ya?”kata Pak Joko
Usai aqila keluar.Tak Nampak sedikitpun bayangan Bella dan dua temannya itu mungkin mereka sudah kesal duluan melihat Aqila selalu berhasil.Aqila kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas untu mengambil tas.Namun rupanya lagi dan lagi dia dihadang oleh Bella,Sore itu Bella membawa pembantu mungkin seorang bodyguard.Orang itu langsung menyeret Aqila sambil membawa Aqila ke dalam mobil.Sore itu Aqila berada diSebuah Villa mungkin milik Bella pribadi.
“Bella aku sekarang di mana?”Tanya Aqila
“Sesuai dengan perjanjian kita,malam ini kamu akan tidur ditemani temanku namanya Davi”kata Bella
“Aku tidak mau”kata Aqila
“terserah…yang penting aku bakalan senang malam ini,Adrian pasti tidak suka ma cewek yang sudah tidak Higenis hahaha”
Disisi lain,Anindya sedang bingung karna kakaknya belum juga pulang,Dia mencoba menghubungi HPnya namun tidak aktif,Anindya kemudian mondar-mandir ke kamar Aqila.Tak sengaja Dia menemukan Diary kakaknya,Disitu Aqila menuliskan bahwa malam ini dia akan tidur dengan temannya Bella sesuai dengan perjanjiannya dengan Bella.Sesaat kemudian,Ada seorang yang memanggil nama Aqila,segera saja Anindya membukakan pintu dan yang muncul adalah sosok lelaki kekar dengan wajah tampan.Anindya terpesona melihat sosok indah itu.Dia langsung jatuh cinta.
“Aqila?”Tanya Adrian
“oh..bukan! aku adiknya namaku Anindya kelas XI IPS 1”kata Anindya
“kalian mirip!Aqila di mana?”Tanya Adrian
“Itu dia,dia sudah malam kayak gini tapi belum juga pulang dari sekolah!”kata Anindya
“apa?”
“iya…tapi aku nemuin diary kakak,ini!”kata Anindya sambil menyerahkan buku diary kakaknya
“Apa?malam ini?”seru Adrian
“Seandainya aku tahu tempat itu,saying kakak tak pernah cerita sama aku!”keluh Anindya
“Ayo sebaiknya kita pergi sekarang,aku tahu tempat ini!”kata Adrian sangat yakin
“Apa?? pergi berdua dengan kak Adrian?wah pasti menyenangkan”batin Anindya
Malam itu dengan mobil Avanza milik Adrian,mereka bergegas pergi ke daerah yang di maksud Adrian.Dalam perjalanan tersebut Anindya sempat beberapa kali melihat Adrian tidak kedip,Namun Adrian tidak menghiraukannya,yang ada di benaknya saat ini adalah Aqila.
**--**

Malam itu pukul 22.00 WIB namun Aqila tak bisa tidur,Dia sangat hati-hati dengan serangan tiba-tiba.Tiba-tiba Davi mulai mendekatinya,Aqila tetap saja mendekap Al-Qur’an.
“Tenang saja aku tak akan lakuin hal itu!”kata Davi
“Apa? Aqila terus kenapa kamu mau diperintah-perintah ma Bella”Tanya Aqila
“Karna dulu aku pernah tak mau mematuhi perintahnya,adikku sama sepertimu,dia disuruh tidur dengan teman cowoknya dan akhirnya adikku bunuh diri”cerita Davi
“Maaf ya,”
“Aku sekarang ingin tobat!terserah dia mau ngancam aku lagi toh aku saat ini sudah tidak punya siapa-siapa lagi ”kata Davi
Tiba-tiba Terdengar suara gemuruh dari teras depan,hal itu memaksa Aqila dan davi keluar kamar.Rupanya Adrian dan Anindya sudah sampai dan mereka di hadang bodyguard-bodyguard Bella yang jumlahnya delapan orang.Adrian terpaksa melawan serangan mereka,Davi membantu Adrian sedangkan Anindya menemui Aqila.Namun tiba-tiba Sebuah pisau siap menancap di tubuh Adrian,segera saja Anindya mendorong tubuh Adrian,Sehingga menancaplah pisau itu di perutnya.Darah merah itu keluar dari tubuh Anindya.
“Tidak!” Jerit Aqila sambil memeluk adiknya erat-erat
Delapan bodyguard Bella itupun kabur.Adrian menelpon ambulance selang beberapa menit kemudian datang ambulance.Anindya dimasukkan ke dalm mobil tersebut ditemani kakaknya.
“Kak…aku sen..eng banget!bisa…. lihat Adrian teman kakak itu,aku rasa…. dia bisa jaga kakak!”kata Anindya terbata-bata
“Dik kamu tu ngomong apa sih?kamu gak akan ninggalin kakak kan?”Tanya Aqila
“uhuk…uhuk!aku gak bisa janji kak,kak..kakak harus percaya kalau aku disana nanti pasti akan bahagia,kakak jangan sedih ya!”kata Anindya
“Dik..jangan buat kakak takut!”
“kak..tolong…sampaiin maafku ke ayah dan bunda,serta semua…teman-temanku ya!”kata Anindya
“Pasti,kamu pokoknya harus sembuh!”seru Aqila
Sesaat kemudian,mobil ambulance itu sampai di rumah sakit.Anindya yang terbaring tak berdaya langsung dilarikan di ruang UGD.Aqila ditemani Adrian dan Davi menunggu di luar.
“Qila..tadi aku sudah mengurus semua perbuatan Bella,Polisi sudah menangkap Bella”Kata Adrian
“Syukur kalau begitu,biar anak-anak tidak tajut klagi dengan ancaman Bella”kata Aqila
Sesaat kemudian,Dokter yang memeriksa kondisi Anindya keluar.
“Dok gimana adik saya?”Tanya Aqila
“Maaf kami sudah berusaha yang terbaik”kata dokter itu
“Maksud dokter apa?”Tanya Adrian
“Yang sabar dek..Manusia hanya bisa berdo’a dan berusaha tapi Tuhanlah yang menentukan”kata Dokter itu kemudian kembali melangkahkan kakinya menyusuri koridor di rumah sakit tersebut
Aqila masuk ke ruangan tersebut,Dilihatnya Adikknya yang sudah tertutupi Kain putih,Aqila tak boleh sedih di depan adiknya meski dalam hatinya dia menjerit seakan dunia ini tak adil untuknya.Dibukanya Kain yang menutupi wajah adiknya.Dibelainya rambut yang hitam itu,Diciumnya kening adiknya dengan kasih sayang.
“aku yakin seperti kata-katamu tadi!kamu pasti bahagia disana!dan aku tak boleh sedih karnanya”kata aqila dalam hati
Apa kata yang tepat untuk protes terhadap waktu
Rhyme style apa yang pas untuk demo sedih diriku
Air mataku sanggup katakan lebih banyak daripada
Pesan yang dismpaikan semua kata
Hari-hari yang kan ku jalani
kini semua kan kan terasa sunyi
Walau hampa pasti ku hadapi tuk ucapkan selamat jalan
Semoga kau tenang
Semua canda tawa bayangmu  takkan pernah hilang
Dalam setap langkah kau kan selalu ada
Sampai kini ku tak percaya kau telah tiada
Mungkin batu nisan pisahkan dunia kita
Namun ambisi kan selalu membara
Hanya do’a yang selalu aku baca
Menemani langkahmu
menuju singgasana surga…
Sesaat kemudian Ayah dan Bunda Aqila datang ke rumah sakit tersebut,malam itu,entah kenapa udara menjadi dingin.Terdengar isak tangis dipenjuru rumah sakit.Malam yang tadinya cerah,kini turun hujan seakan langit ikut menangis atas kepergiannya Anindya.
**--**
            Seminggu setelah kematian adiknya,Aqila mulai menjalani hari-hari seperti biasanya,namun suasana saat ini tampak berbeda.Siswi yang  sekolah di sini kini 85% memakai jilbab,mungkin karna selama ini,mereka mendapat tekanan dari Bella.Aqila kemudian duduk dibangkunya,di sana dia menemukan sekuntum mawar merah.Dia sudah menduga bahwa mawar tersebut dari Adrian.Aqila dan Adrian saling menyukai namun mereka memutuskan untuk bersahabat karna mereka mementingkan pelajaran di sekolah.
“Qila….Nanti kita ziarah yah ke makam Anindya?”ajak Adrian
“Iya..”
Sepulang sekolah malam itu mereka berdua ziarah ke makam anindya.
“Dek..gimana kabar kamu?kakak kangen ma canda tawa kamu,tapi kakak gak boleh egois ya,kamu sudah nemuin hidup yang baru”Tanya Aqila memeluk batu nisan adiknya
“Anindya semoga kamu tenang di alam sana!”doa Adrian
Aqila meletakkan bunga mawar di pusara adiknya,Sebelum melangkah pulang keduanya berdo’a.usai berdo’a,Aqila mencium batu nisan adiknya.Kemudian mereka pulang.
“kak..andai saja aku bisa bicara dengan kakak!aku ingin katakan bahwa aku disini baik-baik saja!”rintih Anindya
Akhirnya Angin itu telah kembali pada arahnya.Ada pertemuan berarti harus siap mengalami perpisahan,Ada lahir pasti ada mati,Ada saatnya untuk bahagia dan ada saatnya juga unuk berduka.Itulah kehidupan di Dunia.
**Tamat**










ANGGUN


S
ore itu aku lihat mentari di ujung senja,mencoba bersembunyi di balik awan dan perlahan mulai menghilang digantikan sang malam.Aku terus memandangi langit sambil berpikir aku tak mengerti kenapa orang-orang beranggapan bahwa tinggal di lereng gunung Merapi sering dicemooh  Anggun atau Anak Gunung.Awalnya aku tak terima tapi aku sadar bahwa aku harus menerima kenyataan ini.
“Jo…kamu bisa bantu Ibu tidak?”pinta Ibuku yang sehabis pulang mengumpulkan kayu bakar
“Tentu Bu..”jawabku
Aku kemudian bangkit dari kursi kayuku,Mulai membantu Ibuku yang sedang merapikan kayu bakar dibelakang rumah.Sesaat kemudian terdengar suara “GUBRAK”.Aku langsung berlari ke arah suara itu,Aku mendapati ayahku yang sedang menjatuhkan almari piring,aku sadar saat itu ayahku sedang kumat,memang ayahku menjadi setengah gila semenjak jatuh dari jurang.Belum sampai aku  menolong ayahku tiba-tiba ada seorang tamu berpakaian rapi masuk ke dalam setelah melihatku,
“Maaf anda mau mencari siapa ya?”tanyaku
“Saya mau mencari Jono!”kata orang itu
“Saya sendiri..ada perlu apa ya?”tanyaku
“Saya Agus!”jawab orang itu
“Eh..sudah datang!”teriak ibuku
Aku tak mengerti kenapa ibuku menyambut orang itu dengan bahagia,yang aku tahu orang itu membawa aku ke tempat yang lebih nyaman atau istilahnya dia menjadikanku anak angkat. Aku sempat berontak namun orangtuaku ingin aku hidup lebih baik.
Semenjak hari itu, Aku tinggal dirumah yang sangat besar, dikamarku yang luas sudah pasang internet beda dengan kamar dirumah hanya berbilik anyaman bambu. Sekolahanku juga lebih sempurna, tak aku lihat disekitarku dipenuhi lumpur yang biasa menemani kakiku melangkah. Hari demi hari aku tunjukan bahwa meski aku dari desa namun pikiranku tak serendah yang mereka bayangin. Hingga suatu hari aku ditunjuk mewakili SMA-ku mengikuti olimpiade matematika antar sekolah sungguh hari yang baik atau memang lagi beruntung, aku berhasil juara I. Hal itu membuat guru-guru disekolahanku makin mendesak aku untuk mengikuti lomba-lomba selanjutnya. Aku semakin sibuk demi prestasiku, mulai dari bimbingan belajar aku tekuni untuk maju ke tingkat nasional. hingga suatu hari terdengar kabar yang mengusik pikiranku.
“Jono..kamu ada dimana?”terdengar mbak Surti tetanggaku di desa menelpon
“Aku masih ada bimbingan belajar mbak!Ada apa?”tanyaku cemas
“Ayahmu sakit keras Jon!”
“Apa?”
“pokoknya kamu datang aja ke sini!”suruh mbak Surti
Aku cepat-cepat pamit pada ayah angkatku untuk pulang ke desa.sesampai disana tepatnya di Turgo letak desaku,aku mendapati orang-orang tengah berkumpul dirumahku.Kedatanganku mungkin sudah dinantikan sejak tadi,Langsung saja Ibuku menarik tanganku membawa masuk ke kamarnya.Air mataku tak terasa jatuh dipipi mendapati Ayahku terbaring lemah didipan bambu yang sudah mau roboh karna usianya yang sudah lama.
“Jon..”panggil ayahku
“ya..pak?”jawabku
            “bapak..mau..min..ta maaf!”kata ayahku terbata-bata
            “Bapak gak punya salah ma Jono kok,kalaupun ada,Jono sudah dari dulu maafin bapak!”terangku
            Tiba-tiba HPku berbunyi,aku langsung keluar kamar menerima telepon itu,ternyata dari guru bimbinganku.
            “Jon..kapan kamu pulang?”
            “tidak tahu..mungkin sampai ayahku benar-benar sembuh!”jawabku
            “tapi Jon..lombanya tinggal tiga hari lagi”
            “aku lebih mentingin kesehatan ayahku daripada prestasiku!”
            Tut..tut..tut..
            Aku kembali masuk kamar ayahku.Keadaan ayahku justru makin parah,tapi ayahku tidak mau masuk rumah sakit.
Malam harinya Aku menunggu Ayahku disampingnya,sedangkan Ibuku dari tadi sudah tidur karna kecapekan setelah seharian nunggu Ayah.
“uhuk..uhuk..”
Terdengaar suara Ayah batuk-batuk,aku langsung mengambil segelas air putih,Saat aku kembali Ibu sudah dikamar ayah sambil menangis.
“Jon..bapakmu meninggal!”kata ibu sambil tersendak-sendak
“innalillahi wa inaillahi raji’un”
Hanya kalimat itu yang sanggup aku katakan,tubuhku lemas.Kemudian semua menjadi gelap hanya ada satu cahaya yang sangat terang,aku melihat ayahku tersenyum ke arahku.
“Jon..bapak ingin kamu menjadi orang yang berguna bagi orang lain”kata ayahku
“Iya..pak,Jono janji bakal jadi orang yang bapak harapin!”kataku
Kemudian Ayahku hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya dan perlahan mulai menghilang.
“BAPAK!!!!”
“Jon…kamu sudah bangun?”kata mbak Surti membangunkanku
Usai mengikuti pemakaman ayahku,aku dijemput oleh sopir suruhan ayah angkatku.Aku kemudian pamit pada ibuku dan langsung berangkat ke Kalimantan.Lomba tinggal dua hari lagi untuk itu aku mulai  sibuk dengan bimbingan belajar.
Hingga saat lomba  tiba,aku dengan optimis mengerjakan soal-soal tersebut.Kepercayaan hanya satu yakni aku harus bisa dan tidak boleh membuat kecewa orang tuaku.Sampai tiba saat pengumuman sementara hasil lomba olimpiade matematika tingkat nasional,aku berhasil meraih juara dua tapi aku sangat bersyukur.
Meski aku bukanlah sang jawara pertama tapi aku berhasil membuat teman-temanku senang,dan aku berencana untuk merayakannya di desaku,teman-temanku banyak yang datang ke desaku.Usai pesta kecil-kecilan itu,teman-temanku sudah pulang hanya tinggal Ady,Irfan dan Danu.Danu mengamati gunung merapi yang terus-menerus mengeluarkan asap.
“Jon..kenapa Gunung Merapinya beda ya?”Tanya Danu
“ya..jelas bedalah kamu kan orang kota paling juga kamu lihat tu gunung cuma digambar”kata Irfan mengejek kemudian yang lainnya ikut tertawa
Tapi memang ada yang ganjil dengan pemandangan ini.Aku keluar mencari tahu tanpa sepengetahuan teman-temanku,ternyata selama beberapa hari ini Gunung Merapi sedang punya gawe menurut cerita turun-temurun,Gunung Merapi yang ditunggui makhluk halus mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pantai selatan.Mereka sedang punya hajat.
“Jon..ini buat apa?”Tanya Irfan sambil menunjuk janur kuning di depan pintu
“Itu..buat nolak bencana!tidak hanya itu kok biasanya orang-orang membuat sayur lodeh tujuh macam,buat sesaji dengan bawang lanang tapi ada juga yang menanam mata uang di empat penjuru mata angin!”jelasku bangga
Tiba-tiba di luar rumah aku dapati orang-orang berbondong-bondong mulai mengungsi,Ibu melarangku untuk ikut mereka,aku yang mempunyai tanggung jawab karna telah mengajak teman-temanku datang mulai cemas.Dalam keadaan genting seperti ini tak mungkin aku ijinkan teman-temanku untuk pulang.Aku bersama Ibu dan teman-temanku berkumpul diruang tengah.Tak lama setelah itu terdengar suara gemuruh disusul oleh guncangan yang sangat hebat,Gunung Merapi itu mengeluarkan magma cair dan mengalir bersama material-material yang ada di dalamnya.Aku jadi teringat dulu ketika Merapi pernah meluluh lantakkan hampir sebagian jawa.Aku hanya bisa berdo’a didalam rumah.
“Jon..menurut televise yang pernah aku tonton jika ada gunung yang masih aktif berarti dia mengeluarkan wedhus gembel!”kata Danu
“Huss..jangan bilang kayak gitu,kata itu tidak boleh di ucapkan!”kataku memperingatkan
“menurut buku yang aku baca awan panas itu suhunya bisa sampai 200 derajat lebih,selain itu juga mengandung belerang jika dihirup bisa mengakibatkan keracunan!”kata Ady menjelaskan
“Saat-saat seperti ini kok malah ada pelajaran geografi sih?”seru Irfan panic
Aku melihat keluar jendela,disana aku melihat rumah-rumah disekitarku putih karna debu.Ketika suasana sudah agak mereda,kami keluar,tak tampak sedikitpun ada warna hijau disekitarku.Orang-orang yang tadinya mengungsi telah kembali,aku melihat wajah prihatin yang menghiasi langkah mereka.Aku langsung sujud syukur karna selamat dari petaka.Bersamaan dengan itu,aku lihat HPku enam belas pesan masuk dan delapan panggilan tak terjawab mungkin saking paniknya,aku sampai tidak tahu kalau banyak teman-temanku yang tinggal jauh dari gunung Merapi menanyakan keadaanku.Ady,Irfan dan Danu kemudian pamit pulang.Aku sengaja menemani Ibuku dirumah untuk beberapa hari.
Malam harinya,aku mendapat sms dari Ayah angkatku bahwa hasil lomba olimpiade matematika setelah dikoreksi jumlah nilaiku sama dengan yang juara pertama untuk itu aku akan diadu lagi dengan sang pemilik juara pertama waktu itu dan lomba itu akan dilaksanakan besok.Aku langsung buka bukuku,kini aku belajar ditemani suara jangkrik tanpa pembimbing yang biasanya menemaniku belajar karna aku yakin dengan diriku sendiri.Karna malam makin larut,aku mulai memejamkan mataku.
Keesokan harinya aku sudah dijemput.Aku minta do’a restu Ibu dan kembali balik ke Kota lagi.Hingga tibalah dual jawara yang akan memperebutkan juara pertama,Aku masih dengan caraku kemarin mengerjakan dengan optimis,Aku lihat rivalku dengan lincah membawa contekan dari dalam saku,mungkin panitia lomba tidak tahu sehingga mengijinkannya tetap mengerjakan,Aku juga tak ingin kalah darinya tapi aku berusaha jujur sesuai misiku.
Setelah selesai lomba,tibalah hasil pengumuman,pertama namanya dipanggil adalah rivalku.
“Alvi Rianda,Karna kamu terbukti melakukan penyimpangan dari tata tertib mengerjakan soal maka kamu dinyatakan gugur!Jadi jelas pemenang sekaligus juara pertama adalah Jono Handoko”
Terdengar microfon itu memekikan telingaku,aku melompat kegirangan,melebihi girangnya Ryan Giggs setelah menjebol gawang Arsenal.Tak aku sangka Ibuku juga menyaksikan aku menerima tropi penghargaan ini.Tak lupa aku mengucap terima kasih kepada sang Pencipta yang telah memberikan karunianya.Kemudian aku mulai berpidato atas kemenanganku ini.Dan aku menceritakan kisah hidupku dari kerja kerasku membantu Ibu mencari kayu bakar sampai sekarang ini.Sejak saat itulah Teman-temanku tidak ada yang mengejek Aku sebagai Anggun atau anak gunung lagi.Dan aku yakin saat ini pasti Ayahku tersenyum puas dengan apa yang telah aku lakukan.